
CBN, Pangkalpinang – Polresta Pangkalpinang kembali mengungkap kasus tindak pidana pemerasan yang dilakukan oleh seorang pria berinisial S alias Panjul. Kasus ini melibatkan dugaan pemerasan terhadap perusahaan yang terlibat dalam proyek infrastruktur di wilayah Pasir Padi, Kota Pangkalpinang. Dalam laporan yang diterima oleh pihak kepolisian, Sudarsono alias Panjul diduga meminta uang sejumlah Rp 20.000.000 dari pihak perusahaan CV Cintia Putri Pratama dengan ancaman akan mempublikasikan informasi proyek tersebut ke media online Gerbang Indo.com. Jum’at (13/9/2024).
Kejadian tersebut dilaporkan terjadi pada Kamis, 12 September 2024, sekitar pukul 11.00 WIB di sebuah warung kopi bernama Kanti Ku Ngopi, yang beralamat di Jalan Selan, Kelurahan Asam, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang.
Laporan dari Satreskrim Polresta Pangkalpinang menyebutkan bahwa modus operandi yang dilakukan oleh Panjul adalah ancaman untuk memviralkan dugaan penyimpangan proyek long segment Pasir Padi yang dianggapnya tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Ancaman Mengguncang Proyek Infrastruktur
Proyek long segment Pasir Padi merupakan salah satu proyek infrastruktur penting yang dikelola oleh CV Cintia Putri Pratama di wilayah Pantai Pasir Padi, Kelurahan Temberan, Bukit Intan, Kota Pangkalpinang.
Dugaan penyimpangan ini menjadi senjata bagi Sudarsono alias Panjul untuk memeras pihak perusahaan dengan ancaman publikasi negatif di media online.
Informasi ini tentunya berpotensi mencemarkan reputasi perusahaan dan mempengaruhi kelancaran proyek yang sedang berlangsung.
Berdasarkan kronologi yang dirilis oleh pihak kepolisian, Panjul mendatangi perwakilan perusahaan dan menuntut sejumlah uang untuk menutup mulutnya terkait proyek tersebut.
Jika permintaannya tidak dipenuhi, ia mengancam akan menyebarkan informasi ke media untuk memperburuk citra perusahaan dan proyek yang sedang dikerjakan.
Tersangka Tertangkap Tangan dengan Barang Bukti
Penangkapan Panjul dilakukan setelah pihak kejaksaan tinggi Bangka Belitung dan Kejari Kota Pangkalpinang menangkap tersangka di lokasi kejadian.
Mereka berhasil mengamankan tersangka beserta barang bukti berupa sebuah amplop cokelat yang berisi uang pecahan Rp 100.000 sebanyak 200 lembar, senilai Rp 20.000.000.
Uang tersebut merupakan hasil pemerasan yang dilakukan oleh tersangka kepada perusahaan terkait.
Setelah penyerahan tersangka kepada pihak Polresta Pangkalpinang, unit Pidana Umum (Pidum) segera melakukan interogasi.
Dalam pemeriksaan awal, tersangka mengakui perbuatannya, di mana ia menggunakan ancaman untuk memviral proyek tersebut di media online Gerbang Indo.com jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Hal ini menjadi dasar kuat bagi pihak kepolisian untuk menahan tersangka guna penyidikan lebih lanjut.
Proses Hukum Berlanjut
Polresta Pangkalpinang saat ini sedang melengkapi berkas perkara untuk segera melimpahkan kasus ini ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Beberapa langkah yang akan dilakukan adalah melakukan gelar perkara, melengkapi administrasi penyidikan (mindik), serta berkoordinasi dengan JPU guna proses hukum yang lebih lanjut.
Kasus pemerasan ini menjadi sorotan publik, terutama terkait dengan upaya-upaya kotor yang dilakukan oleh oknum tertentu untuk mengambil keuntungan dari proyek-proyek pembangunan.
Polresta Pangkalpinang menegaskan akan menindak tegas setiap bentuk kejahatan seperti ini demi menjaga stabilitas dan kelancaran proses pembangunan di daerah.
Dengan adanya penangkapan ini, pihak kepolisian berharap dapat memberikan efek jera kepada pelaku dan mencegah terulangnya kasus serupa.
Sementara itu, perusahaan CV Cintia Putri Pratama yang menjadi korban pemerasan, menyatakan akan mendukung penuh proses hukum yang sedang berjalan. (Sandy/KBO Babel)