
Foto ilustrasi atas : RS Siloam Hospital Bangka

Pangkalanbaru, Babel – Cakrabhayangkaranews.com (CBN) –Kinerja dan pelayanan Rumah Sakit (RS) Siloam Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung (Babel) dikeluhkan. Sorotan terhadap lemahnya kinerja rumah sakit daerah yang namanya cukup terkenal hampir di seantero republik ini, menyeruak saat Selasa (11/2/2025) kelatin, meninggal dunia yang diduga diakibatkan lambatnya penanganan para petugas. Pasien tersebut, meninggal dalam kondisi yang kritis, dan viral. Berbagai pihak di Pangkalanbaru, sagat menyayangkan kejadian yang telah menimbulkan preseden buruk.
Peristiwa meningganya pasien RS Siloam tersebut memang ramai diunggah di medsos Tiktok dan mengundang perhatian masyarakat luas. AkunTiktok dari Tini — salah satu anak korban yang meninggal — tersebut telah ditonton 3 juta lebih Netizen. Dalam unggahan, ditayangkan bagaimana l kekecewaan mendalam pihak keluarga korban. “Ya, buruknya potret pelayanan diberikan oleh rumah Sakit Siloam ini yang menjadi sorotan,” ungkap salah satu sumber CBN.
Sorotan berikut juga mengarah kepada pelayanan BPJS. Namun CBN yang sudah berusaha menghubungi pihak BPJS RS, tapi belum memperoleh konfirmasi kongkreet.
CBN kemudian berusaha meminta penjelasan Tini yang beralamat di Kota Pangkalpinang. CBN dan sejumlah awak media mendatangi rumah kediaman Tini, bagaimana tanggapan terkait dengan pelayanan BPJS di rumah sakit Siloam.
Tini mengatakan bahwa pihak keluarga sangat kecewa dengan perforna pelayanan yang dipertontonkan RS Siloam. “Kami kecewa atas pelayanan terhadap ibu kami. Padahal kami sendiri membayar BPjS lancar sekali. Tidak ada tunggakan setiap bulannya,” jelas Tini.
Menurut Tini yang juga anak sulung korban, dalam kondisi darurat ibu mereka tidak memperoleh pelayanan petugas jaga. “Saat keluarga meminta perpindahan ke ruangan ICU , katanya ruangannya full. Sementara masuknya korban sudah terbilang lama. Bahkan sampai ibunya meninggal, dalam kondisi tanpa penanganan. “Pelayanan RS Siloam begitu lelet,” ungkap Tini.
Tini menambahkan, kalau ibunya meninggal dalam ruangan ICU gak apa–apa. Berarti ada perawatan. Tapi ini meninggal dalam kondisi menunggu untuk masuk dalam Ruangan ICU. Masuknnya pun lama sekali ke ruangan ICU. Sedangkan ibunya dalam kondisi kritis. “Disitulah membuat kami sangat kecewa,” sesal Tini.
Tini menggambarkan bahwa ada suster jaga yang bilang katanya kalau prabayar ada ruangan, tapi kalau BPJS ada ketentuannya. Terus si suster jaga kemudian bilang, mau prabayar atu BPJS ruangan juga tetap penuh. Kok??! “Mendengar hal tersebut, ibu saya langsung drop,” ungkap Tini.
Sementara itu Yohan — Humas Rumah Sakit Siloam yang hendak dikonfirmasi wartawan belum bisa ditemui. Yohan yang sudah ditunggu cukup lama, hanya memberikan klarifikasi melaui pesan WA, terkait dengan adanya dugaan pelayanan yang kurang memuaskan terhadap pasien yang meninggal di rumah sakit Siloam.
Ada pun pesan balasan yang disampikan Yohan, “Maaf pak, saat ini saya masih meeting dengan management dan teman-teman yang bertugas menangani pasien tersebut, untuk mendapatkan cerita kejadian secara menyeluruh. Nanti akan diupdate secepatnya,” jawab Yohan.* roy – tim