Keterangan: Program padat karya pembuatan paving di Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Sabtu (05/08/2023)

Surabaya, CBN – Wakil Ketua DPRD Surabaya, yakni AH Thony, memberikan apresiasi program padat karya karena, pihaknya memberikan jaminan pekerja dari keluarga miskin (Gakin), dengan BPJS Ketenagakerjaan.

Namun, Beliau juga memberikan kecaman tentang perlunya standar keselamatan kerja. Hal ini dilakukan setelah melakukan tinjauan pelaksanaan program padat karya dalam pembuatan paving.

Tak hanya itu, Beliau memberikan dorongan agar Pemkot Surabaya mengajak warga gakin, untuk tidak mengabaikan keselamatan kerja. Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP), terutama dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Beliau, dalam kalimatnya, juga memberikan penjelasan.

“Untuk standar operasional, cara kerja mesin press paving agar naik turun, yakni dengan menggunakan rantai. Masalahnya, para pekerja membersihkan mesin itu dengan tangan. Padahal, di sana tidak ada penahan rangkanya. Nah, nanti kalau ada kerangka yang bautnya lepas, tangan pekerja bisa saja putus kalau mesinnya anjlok,” ucap politisi Gerindra ini.

Tak hanya itu, Beliau juga menambahkan dalam kalimatnya, “Handle press paving di sana tidak disertai dengan kunci pengaman. Tak hanya itu, debu pasir dan semen juga beresiko pada kesehatan dan keamanan pekerja.”

Menurutnya, dari sisi teknis, warga sudah menguasai, hasilnya juga nampak kongkrit. Untuk itu, yang perlu diperhatikan dalam jangka panjang adalah aspek K3, mulai dari kepala hingga kaki, semuanya harus diperhatikan dengan serius.

Selain itu, di kawasan tersebut tidak ada pembatas bagi para pekerja yang ingin masuk ke zona mesin cetak paving. Padahal, zona tersebut berbahaya dan beresiko untuk mereka. Beliau sangat berharap agar Pemkot Surabaya mampu memberikan perhatiannya kepada SOP K3 untuk para pekerja.

Sebagai informasi, para gakin adalah tulang punggung keluarga. Jika nanti ada hal-hal yang menyangkut keselamatan pekerja, hal itu akan merepotkan keluarganya juga. Lebih dari itu, lokasi pabrik paving yang berada tepat di samping sekolah, harus dipikirkan kembali. Mengingat, kebisingan yang berasal dari pabrik tersebut, dapat mengganggu aktivitas belajar siswa.

Beliau juga mengatakan harapannya dalam kalimatnya, “Kami harap, kegiatan ini tidak mengganggu aktivitas para pelajar di sekolah. Jangan sampai kegiatan ini sukses di padat karya, namun berdampak kurang baik di sekolah.”

Tak hanya itu, warga juga cemas karena lokasi pabrik bersebelahan dengan Tol Waru Juanda, di bawah pengelolaan PT Citra Margatama Surabaya (CMS). Dalam hal ini,  AH Thony mengajak pihak ini untuk merangkul warganya, agar pembangunan di daerah sekitar sini lebih berdaya.

R.A – CBN

Share :