Foto diatas : Ratusan ponton kembali marak  beroperasi : Area mencari nafkah  nelayan Batu Hitam “dikangkangi”

CBN, Bangka –  Cakrabhayangkarsanews.com (CBN) – Sungguh luar biasa. Baru saja dilakukan penertiban terhadap aktivitas penambangan liar di Batu Hitam, Mengkubung, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu. Kamis (30/11/2023) yang lalu, kini lokasi tersebut kembali marak.

Rabu (6/12/2023) hari ini, terlihat kembali sekitar ratusan unit ponton tambang ilegal beraktifitas di lokasi perairan yang sebelumnya sempat di tertibkan tim gabungan yang dipimpin Forkopimcam tersebut.
Bahkan pekan lalu, Forkopimcam diback-up tim gabungan personel Polsek Belinyu, Satpolair Polres Bangka, Ditpolairud Polda Babel dan Posmat TNI AL Belinyu.

Memang saat tim gabungan turun pekan lalu, sudah tidak ditukan lagi adanya aktivitas penambangan di lokasi yang merupakan wilayah tangkap nelayan tersebut. Artinya, di sana sudah terlihat bersih tanpa ada satu ponton tambang ilegal pun berada di perairan tersebut.

Keterangan dari salah satu sumber CBN bahwa aktivitas penambangan ilegal itu di koordinir oleh salah satu perangkat Desa Lumut yang merupakan Kadus Tanjung Batu bernama Ismail alias Pak Kadus.

“Semua ponton-ponton ini binaan Pak Kadus Ismail. Sekitar 200 lebih ponton,” aku sumber kepada wartawan.

Cerita salah satu penambang bahwa oknum Kadus tersebut memberlakukan aturan pemotongan sebesar 15% dari hasil timah yang diperoleh penambang sebagai jasa, agar berjalannya aktivitas tersebut dengan aman tanpa tersentuh hukum.

“Kita ikut Pak Kadus. Dipotong hanya 15 persen saja dari hasil timah. Sisanya kita bawa pulang, tidak ada potongan lainnya,” beber penambang itu.

Salah satu nelayan mengaku aktivitas penambangan ilegal tersebut kembali membuat mereka resah.
Mengapa?
Karena ponton-ponton tambang ilegal itu sudah menutupi alur nelayan. Ia juga menambahkan bahwa adanya keterlibatan oknum warga sehingga aktivitas penambangan dapat berjalan.

Saat dikonfirmasi, Kadus Air Hitam Ismail membantah kalau dirinya terlibat dalam aktivitas pertambangan tersebut.

“Maaf itu bukan wilayah saya dan saya tidak tau ada aktifitas tersebut, ” ungkap Kadus lewat pesan singkat.

“Hari Selasa (5/12/2023) kemar, pantauan kami sudah marak beraktivitas di perairan Batu Hitam dan Sungai Rumpak, ponton-ponton malah menutupi alur nelayan. Infonya, itu perintah dari Kamirudin dan Endang,” ungkap nelayan.

Sumber lain menyebut, persoakan ini sudah berlarut-larut lamanya. Dikarenakan tidak ada upaya penindakan hukum secara tegas oleh Aparat Penegak Hukum terkait.

Pernyataan Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Babel AKBP Indra Feri Dalimunthe sebelumnya yang akan menangkap dan memproses hukum penambang serta orang yang memberikan kesempatan untuk melakukan pertambangan, dikarenakan lokasi tersebut bukan merupakan zona tambang dan tidak memiliki IUP sepertinya hanya Live Service saja.

Kembali redaksi mencoba menghubungi Kapolsek Blinyu Kompol Singgih, dimana redaksi mendapat jawaban bahwa pihak polsek akan berkordinasi dengan pihak Gakum Polairud untuk turun ke lokasi. Segera mengecek kebenaran informasi yang disampaikan media serta adanya keterlibatan perangkat Desa yaitu Kadus setempat.

“Terima kasih infonya. Kami akan berkordinasi dengan pihak Gakum Polairud untuk mengecek
Kalau terkait keterlibatan perangkat Desa yaitu Kadus, kami belum dapat infonya. Yapi kami akan cek dilapangan,” jawab singgih lewat pesan singkat kepada redaksi CBN.

Satu sumber lagi menyebut, ditakutkan situasi dan kondisi seperti ini dapat membuat Kamtibmas di wilayah tersebut tidak kondusif. Apalagi tidak lama lagi akan diadakan Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden secara serentak di seluruh Indonesia.

Maka tambah sumber, diharapkan agar kali ini Aparat Penegak Hukum dapat segera menindak tegas aktivitas penambangan ilegal tersebut. Sehingga Kamtibmas di seputaran wilayah Teluk Kelabat Dalam — terutama di perairan Sungai Rumpak dan Batu Hitam Mengkubung, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu — tetap selalu dalam keadaan kondusif.* [red]

Share :