20241203 172054

CBN, Makasara, Jakarta Timur Meskipun Pihak Puskesmas Makasar berkeras dan berdalih dengan aturan terkait pengunaan Ambulance bagi pasien gawat darurat yang di rujuk atau di sarankan penanganannya oleh pihak Rumah sakit yang lebih mampu dalam menangani, baik dari segi profesionalisme maupun peralatan, membuat salah seorang kakek (69 ) warga kampung makasar di jalan sarbini, saat mengalami kecelakaan dan di bawah Ke IGD Puskesmas Makasar , tanpa di duga tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal, pada hari selasa, 03/11-2024.

Romi yang merupakan kerabat dari sang kakek, saat mendapatkan penjelasan terkait apa yang dialami sang kakek dan kondisi penanganan yang harus segera dilakukan sebelum kondisi sang kakek lebih parah lagi, meminta kepada petugas IGD Puskesmas Makasar, sekiranya dapat membantu memberikan bantuan pelayanan, dimana dikatakan bahwa kakek tersebut harus segera di larikan ke UGD RS besar karena alasan petugas IGD bahwa Puskesmas tidak bisa menangani si kakek karena dikatakan parah dan IGD tidak memiliki peralatan yang memadai, sehingga di anjurkan untuk segera dibawa ke UGD RS besar.

Karena keterbatasan kendaraan yang memadai, Romi memohon kepada lg tugas sekiranya dapat membantu mengantarkan sang kakek ke UGD RS besar terdekat dengan mengunakan Ambulance Puskesmas yang terlihat parkir di depan IGD, alasan romi memohon bantuan Ambulance, karena dikatankan petugas IGD Puskesmas bahwa kondisi si kakek harus segera di larikan ke UGD RS besar, namun petugas IGD Puskesmas menolak dengan berbagai alasan terkait prosedur pengunaan Ambulance di Puskesmas, padahal mereka tahu kalau kondisi.pasien dalam keadaan yang tidak baik – baik saja.

Hal itu memicu ketegangan antara Romi dan petugas , dimana romi menyampaikan kalau pelayanan terhadap pasien lebih diutamakan, apalagi menyangkut nyawa, adu argumen terus berlanjut karena para petugas tidak mau membantu mengantarkan si kakek, padahal sudah ditawarkan oleh romi kalau menyangkut uang bensin biar dia berikan asal si kakek bisa di larikan, karena kondisi yang sangat kesakitan, diamana si kakek sudah muntah – muntah karena adanya benturan keras di bagian kepala dan rusuk kanan yang di duga patah, jalan si kakek juga terseok seok harus memakai kursi roda.

Dalam kondisi seperti itu, petugas IGD Puskesmas Makasar tetap saja tidak memperdulikan kondisi si kakek tapi tetap bertahan pada aturan pengunaan Ambulance, padahal dalam dunia kesehatan, penyelamatan nyawa manusia dinomor satukan melebihi apapun, pelayanan dulu baru Administrasi, ini laa yang seharusnya dijalankan oleh semua rumah sakit, jangan rakyat di jafikan obyek untuk kejayaan kaum kapitalis.

Setelah itu, romi mencoba menghubungi kepala kecamatan makasar, namun saat akan ditangani pa camat, si kakek buru buru dilarikan mengunakan motor karena si kakek sudah tidak kuat lagi, sehingga komunikasi dengan camat makasar terputus.

Menanggapi persoalan ini, romi meminta kepada kepala Puskesmas Makasar, Jakarta Timur, Camat Makasar agar segera menjndak para petugas yang sudah jelas jelas tidak me.berikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat agar di berikan sanksi, juga kepada para pihak keamanan agar selalu dianjurkan untuk memihak Ke pada masyarakat jangan menjadi arogan kepada masyarakat walaupun dia sendiri tahu kalau apa yang dilakukan para petugas sudah menyalahi atau melanggar kode etik para pekerja dan pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Romi juga meminta Walikota Jakarta Timur agar lebih tegas lagi dalam memberikan tindakan bagi para petugas kesehatan yang tidak memihak kepada masyarakat kecil, ini sudah banyak terjadi di hampir semua Rumah Sakit di Jakarta Timur.

Disisi lain, Romi juga berharap Kepala Dinas Kesehatan Kota Madya Jakarta Timur, agar dapat melakukan Evaluasi menyeluruh terkait hal ini, agar tidak ada lagi pasien seperti si kakek berikut ya yang mengalami kejadian serupa.( redaksi )

Share :