1713717781096

Foto atas : Aksi FORMAT Sulteng “goyang” PT. Cahaya Ginda Ganda (CGG) dan PT. Tridaya Jaya (PT. TJ)
Bawah secara beruntut : Satu unit pick up dibakar saat aksi demo berlangsung

screenshot 20240422 003706 1
screenshot 1

Bungku, Sulteng – Cakrabhayangkaranews.com (CBN) – Orasi habis-habisan “ditumpahkan” empat orator masing-masing Indirwan, Ebit, Irman dan Siddiq Muharam yang tergabung dalam wadah Forum Pemerhati Tambang (FORMAT) Sulawesi Tengah (Sulteng) ke PT. Cahaya Ginda Ganda (CGG) dan PT. Tridaya Jaya (TJ),

Orasi tersebut digaungkan berapi-api para orator saat mendampingi masyarakat Desa Siumbatu, Lele dan Desa Dampala Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Masalahnya disebut-sebut, dugaan kejahatan kedua perusahaan ini, konon sudah berlangsung dari tahun 2019. Macam-macam cara yang dilakukan perusahaan, ternasuk berganti-ganti nama PT atau perusahaan, untuk memuluskan “kamuflasenya”.
Gelar demo ke PT. CGG) dan PT. TJ), berlangsung, lMinggu (21/4/2023).

screenshot 20240422 003700 1
screenshot 2

Berikut, ini inti tuntutan masyarakat lewat pada aksi FORMAT kali ini :
1. Lakukan reklamasi pasca tambang atau penghijauan kembali areal yang ada di belakang pemukiman masyarakat Desa Siumbatu.

2. Meminta secara tegas PT. CaGGdan PT. TJ agar segera menyelesaikan komitmen kepada masyarakat sebelum melakukan aktivitas pertambangan di Desa Siumbatu.

3. Meminta secara tegas PT. CGG dan TJ bertanggung jawab atas dampak negatif yang timbul bagi masyakat Desa Lele dan Desa Dampala dengan menaikkan royalti hasil pengapalan.

screenshot 20240422 003623 1
screenshot 3

4. Meminta Aparat Penegak Hukum (APH) dan Instansi Pemerintah terkait izin pelabuhan jety atas penimbunan sepadan pantai di Desa Siumbatu yang dijadikan sebagai tempat penampungan ore nikel.

5. Meminta Aparat Penegak Hukum (APH) dan Instansi Pemerintah terkaitkait, untuk melakukan investigasi terkait pengelolaan dana jaminan reklamasi dan pascatambang di Wilayah IUP PT. CGG.

Selain itu, Ketua Presidium FORMAT Siddiq Muharam yang juga selaku Penanggung Jawab Aksi bersama Irman dan Ebit, menyampaikan kepada Kapolda Sulteng dan Danrem 132/Tadulako untuk menarik semua anggota yang melakukan intimidasi kepada masyarakat dan massa aksi hari ini.

Menurut Siddiq Muharam secara jelas hari ini, upaya TNI POLRI bukan lagi melakukan pengamanan aksi, tapi sudah melakukan upaya intimidasi terhadap massa aksi.
“Jujur, kami tidak inginkan terjadinya bentrok antara massa aksi dengan TNI POLRI.
Sehingga kami berharap Bapak Kapolda Sulteng dan Danrem 132/Tadulako untuk mengingatkan bawahanya jangan membuat kegaduhan pada saat aksi demostrasi,” tegas Siddiq Muharam.

Aksi hari ini dimulai Pukul 13.30 WITA di simpang empat jalan hauling dperusahaam an Pukul 15. 40 WITA bergeser didepan di kantor PT. CGG dan PT. TDJ.

Siddiq menambahkan, kedua perusahaan, harus bertanggung jawab atas dampak negatif yang timbul atas aktivitas kedua perusahaan. “Ini harusnys mendapatkan kompensasi khusus dari perusahaan,” tukas Siddiq.

Siddiq membeber, masyarakat meminta secara tegas PT. CGG dan PT. TJ bertanggung jawab atas dampak negatif tersebut yang secara simultan berlangsung di jalan hauling perusahaan. Seperti tebaran debu saat panas, juga getaran alat berat yang ntmyaris tanpa henti. Belum lagi
deraan banjir disertai lumpur disetiap musim penghujan datang.

screenshot 20240422 003226 1
screenshot 5

“Ini pula menjadikan tiidak produktifnya lagi kebun kelapa sawit masyarakat di sekitaran jalan hauling, akibat aktivitas pertambangan,” tukas Siddiq.

Untuk itu kata Siddiq, ia atas nama masyarakat tiga desa meminta secara tegas PT. CGG dan PT. TJ segera menyelesaikan ganti rugi lahan dan tanaman tumbuh masyarakat yang sudah dirusak oleh perusahaan. Itu harus!

Dalam aksi ini, massa membakar sebuah mobil pick up warna putih sebagai bentuk protes keras dan mengajukan sejumlah tuntutan tersebut.* jay – bersambung

Share :