CBN, JOMBANG – Rehabilitasi pecandu narkoba ternyata bisa dengan mengamalkan hafalan Alquran secara rutin setiap hari. Amalan ini juga berlaku bagi pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Setidaknya hal ini terlihat di padepokan Ibnu Rusydi di Dusun Nglaban, Desa Bendet, Kecamatan Diwek. Sekilas, padepokan ini terlihat sama seperti pondok pada umumnya yang mengajarkan pendidikan agama. Namun yang menjadi pembeda ialah santrinya. Padepokan ini memiliki latar pecandu narkoba dan ODGJ.

Agus Ma’arif pengasuh padepokan mengatakan, tercatat ada 80 santri berkebutuhan khusus yang saat ini belajar di Padepokan Ibnu Rusydi. Kegiatan selama Ramadan, tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasanya. ”Yang membedakan para santri mengikuti puasa,” ujarnya, beberapa waktu kemarin.

Setiap sore usai salat Ashar, para santri wajib mengaji dan melakukan hafalan Alquran. Selanjutnya mereka terjadwal mengaji kitab kuning.

Meski begitu, rutinitas ibadah santri tak bisa dipaksakan. Terutama yang sudah belajar menghafal Alquran. Meski begitu, mereka nampak serius dalam menghafal ayat per ayat. ”Kalau santri yang berkebutuhan khusus ini satu ayat bisa satu bulan hafal. Tapi itu tidak masalah, yang penting para santri mau menghafalkan,” tegasnya.

Dikatakannya, metode hafalan ini juga untuk rehabilitasi santri. Agar pikiran mereka tidak kosong dan tetap mengingat ayat-ayat suci Allah. ”Kalau pikiran mereka kosong malah sulit sembuh. Karena pikiran mereka ke mana-mana. Terkadang ada santri yang bengong, kami selalu bertanya sudah dapat berapa hafalannya,” kata dia.

Selain salat Trawih rutin, para santri juga diajarkan untuk salat Tahajud. Bahkan, ini sudah menjadi kebiasan santri setiap harinya.

”Kalau salat Trawih kami hanya 11 rakaat, karena apabila 23 rakaat. Para santri akan capek dan mudah bosan,” tegasnya. ( Andik CBN )

Share :