
Foto atas dan bawah : Dr. Ir. H. Akris Fattah Yunus, MM

CBN – Palu, Sulteng – Mengabdi untuk Donggala kurang lebih 31-an tahun, bukanlah waktu yang singkat bagi Dr. Ir. H. Akris Fattah Yunus, MM untuk mengetahui, juga paham benar, profil, teritori dan karakteristik masyarakat berjuluk “Kota Tua”.
Maka, jika muncul dorongan agar Akris maju dalam kontestasi Pilkadabub Donggala 2024, rasanya adalah sebuah keniscayaan. Sebab, bukankah yang bisa dijadikan pemimpin, adalah sosok yang tahu potensi daerahnya, sangat tahu — sekali lagi — karakteristik, adat, budaya serta yang bisa “memoles” dan membawa daerah tersebut maju hingga bisa keluar dari keterkungkungan? Sosok itu adalah, yang dapat “melahirkan” kembali Donggala. Ya, “Donggala Baru”, yang harus berlari mengejar kesejajarannya bahkan harus bisa lebih dari 11 kabupaten ditambah satu kota yang berada di bawah “payung” tak terpisahkan dari Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Nah, apa komentar Dr. Akris Fattah Yunus saat disinggung soal besar kansya menjadi orang nomor satu di Donggala? Kendati berkali-kali ia mengatakan belum ingin maju. “Namun jika Allah SWT – Tuhan Yang Maha Kuasa berkehendak, kita lihat nanti seperti apa,” katanya tetap merendah.
Dengan low profilnya, Akris mengatakan sedikit banyaknya faham eksistensi Donggala. Ia cukup lama ikut “mendandani” Donggala. “Semacam dokter, akan sulit meraba apa sakit pasiennya jika tak melakukan diagnosis. Begitulah jika bicara Donggala,” tutur Akris, saat disambangi santai CBN dan Sulteng Ekspres.com, di ruang kerjanya, Kantor BPBD Sulteng, Palu (27/5/2023) petang.
Ya kata Akris, apa penyebab penyakit tidak ketahuan, tanpa diagnosa. Bahwa Kabupaten Donggala adalah wilayah yang menyimpan potensi kekayaan natural resources (Sumber Daya Alam) melimpah, yang akan bisa membawa kemakmuran rakyatnya. Tentu, jika semua potensi yang ada itu bisa dikelola optimal dan dimaksimalkan. “Saya ini istilahnya orang yang berada di dalam. Artinya, bukan orang baru di Donggala. Soal
tahu, pastilah. Jadi, saya bisa mendiagnosa Donggala kendati tidak seratus persen,” tukas mantak Kadis PU Donggala dan sebelum menduduki kursi BPBD Sulteng, sempat suntuk menjadi Kepala BPBD Donggala. Artinya apa? Tidak sedikit buah tangan alumnus S1 Teknik, S2 Ekonomi dan S3 Sospol Kebijakan yang — karya dan karsanya — telah ia dedikasikan buat pengembangan 158 desa, 9 kelurahan yang tersebar pada 21 kecamatan.

Bagaimana katanya, penata kelolaan kelembagaan, pemerintahan, mengatur pegawai, pemwilayahan, dan keunggulan komparatif lainnya serta keunggulan komoditi di tiap-tiap wilayah yang ada. Itulah yang harus diatur.
Dalam prespektif saat ini adalah sebuah realita, Donggala telah dan akan menjadi bagian penyangga Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).
Membangun Donggala sebut Akris Fattah, tidak lepas dari dinamika memacu infrastruktur dan bayangan kemiskinan. Maka, bagaimana pemimpin kedepan, bisa membawa dan menggali potensi plus SDA yang dimiliki Donggala, untuk disulap.menjadi pundi-pundi pendapatan.
Jujur kata Akris, dari sisi pendapatan, Kabupaten Donggala kecil. Kendati ia salah satu penghasil
tambang galian pasir batu (Sirtu) atau Galian C. Angka kemiskinan daerah yang lahir 12 Agustus 1952, adalah 16,25 persen dari jumlah penduduk “Itu sebab, kuncinya, bagaimana kita membawa Donggala kedepan dengan segenap potensi yang ia miliki. Berpulang pada visi misi, siapa pemimpinnya ke depan yang harus mampu memanfaatkan potensi utama Donggala,” tukas Akris.
Lalu, apa potensi utama yang dimaksud Akri? Donggala Dimata Akris, menyimpan potensi pariwisata yang memiliki sejumlah keunggulan. Ada land mark (spot wisata andalan – red) – nya yang tak.kalah dari Bali, NTB atau Sulawesi Utara (Sulut) dan destinasi yang memiliki Donggala, menyimpan nilai jual tinggi dan akan menjadi salah satu andalan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Donggala.
Di Donggala tunjuk Akris yang berniat bulat jika beroleh kepercayaan, survei dan dukungan penuh masyarakat untuk menjadi orang nomor satu di Donggala,
begitu banyak spot wisata yang bisa memanjakan mata dan jiwa siapun. Rata-rata resort-resort itu, memiliki keunggulan tersendiri. Terutama, karena Donggala memiliki garis pantai yang panjang dan pesona bahari memukau. Namun semua itu apakah sudah memenuhi kesiapan dari sisi infrastruktur? Jawabannya belum. Masih banyak “PR” yang harus dipikirkan calon pemimpin Donggala kedepan.
Setidaknya yang pertama dan utama ia akukan gambar Akris — andai Allah SWT meridhoi — bagaimana menumbuhkan kembali sebutan dan cap Donggala sebagai “Kota Tua”. Nama itulah yang harus disulap menjadi pemikat dan magnet, hingga sebutan “Kota Tua” benar-benar menjadi ikon dan brand – nya Donggala.

Jika di Bandung ada Jalan Asia – Afrika dan itu sudah menjadi salah satu ikon ‘Kota Kembang”, Mengapa tidak, nama “Kota Tua” disematkan kepada Donggala dan kepantasan itu adalah fakta. Di Sulteng tidak ada lagi kota tua, hanya hanya Donggala yang dimiliki Sulteng. Donggala juga memiliki Pelabuhan Tua serta kawasan pemukiman dan bangunan rumah di kompleks pertokoan berasitektur peninggalan Belanda. Jadi. Begitulah. “Inilah yang kita jual,” kata Akris.
Lokasi-lokasi yang disebutkan Akris, akan dijadikan cagar budaya dengan tidak mengambil alih hak kepemilikan. Daerah akan memeliharanya menjadi spot wisata sejarah yang dapat dimasukkan dalam “Calender of Event”. Hak milik masih tetap ditangan penduduk. Jadi, samasekali tidak merubah konstruksi, tapi mempertahankan keaslian bentuk dan matrial bangunan yang ada untuk dilestarikan.
“Jika Insyaallah saya jadi Bupati Donggala, akan saya terbitkan Perdanya,” itu janji Akris.
Nah, soal apakah sudah ada kriteria pendamping Akris untuk maju? Apakah harus laki-laki atau perempuan dan dari kalangan serta latar belakang apa? Juga mungkinkah sudah ada partai telah deal ditumpangi Akris untuk bertarung di Pilkadabub Donggala yang sudah di depan mata? “Biarlah dulu. Biar semua mengalir seperti air,” ungkap Dr. Ir. H. Akris Fattah Yunus, MM. Untuk itu, tunggu bagian kedua sorot sosok berikut.* jay – segmen pertama