Jember, CBN – Sangat disayangkan, akibat adanya rasionalisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, membatalkan perekrutan 12 ribu orang petugas kebersihan dan keamanan. Hal ini pun dijelaskan oleh Bupati Hendy Siswanto, pada Rabu (13/09/2023) malam di Gedung DPRD Jember. 

“Sebenarnya, kami sudah mengalokasikan dana sejumlah Rp. 75 Miliar untuk program J-Berteman, atau yang biasa disebut dengan program Jember Bersih Terang dan Aman. Karena, pada awalnya, kami akan melakukan perekrutan terhadap 12 ribu orang tenaga alih daya, yang mana usia mereka berkisar di antara 17 – 40 tahun,”

“Nantinya, mereka akan bersih-bersih, memperbaiki penerangan lampu, dan juga keamanan,” ucapnya usai sidang kesepakan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Perubahan Anggaran Sementara Tahun Anggaran 2023, di gedung DPRD Jember, Rabu (13/9/2023) malam.

Meski begitu, program tersebut dibatalkan lantaran, ketika dilakukan rasionalisasi anggaran berimbang, dana yang ada malah cukup digunakan untuk memenuhi kekurangan belanja wajib, berupa gaji pegawai. Sehingga, terjadilah sebuah kekosongan dana. 

Hendy mengungkapkan tentang alasan dibalik terselenggaranya rasionalisasi APBD 2023. 

“Sebenarnya, kami mengadakan pengendalian dengan jalan rasionalisasi APBD tahun 2023, karena ada tambahan-tambahan dana yang belum disiapkan, dan nantinya digunakan untuk melakukan pembayaran,”

“Seperti halnya di bagian Dinas Pendidikan. Kemarin, jika kami menghitungnya secara rinci mengenai gaji pegawai. Kami bisa merasionalisasikannya dalam waktu 10 bulan saja,” 

“Itu aja belum dihitung penuh sampai bulan ke 13, ya. Kalo mau dihitung, sih, bisa-bisa menghabiskan dana sekitar Rp. 100 miliar lebih,” ungkap Hendy. 

Lebih lanjut, permasalahan bertambah lantaran datangnya surat Menteri Dalam Negeri pada bulan Februari 2023, yang mana mengharuskan pihaknya menyiapkan 40% dana untuk Pilkada. Sehingga, anggaran yang sudah dialokasikan, ditarik kembali. Bukan hanya itu saja, program-program yang sudah ada, dihold oleh pihaknya. 

Hal itu pun berimbas pada kegagalan perekrutan tenaga kebersihan, serta beberapa proyek yang sedang/akan dijalankan. Pihaknya mengklaim jika ketakutan yang ada pada Hendy, yakni, ketika nantinya proyek itu berjalan, dan para pekerja telah bekerja, uang yang digunakan untuk menggaji mereka tidak ada. 

Sehingga, mau tidak mau, Pihaknya nanti harus berhutang ke Pihak ke – tiga, dan hal itu sangat beresiko untuk mereka. 

Hendy berharap, agar sejumlah program yang masih berjalan, bisa terselesaikan dengan baik. Selain itu, dia harap, sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa), tak terlalu besar dan terlalu kecil, agar bisa digunakan untuk tambahan perubahan anggaran tahun depan.

Menurutnya, kekurangan dana itu berjumlah sekitar Rp. 200 miliar. 

R.A – CBN

Share :