Atas: Batas ujung jalan rabat sebelum tanjakan yang tidak bisa lagi dilalui mobil, kecuali sepeda motor (tanda panah).

laporan : jaya marhum
Touna, Sulteng – Cakrabhayangkaranews.com (CBN) – Misteri maling sapi dengan cara mutilasi di Wilayah Kabupaten Tojo Una-una (Touna) — khususnya Kecamatan Tojo — Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), akhirnya terkuak. Kasus sapi dimutilasi, sempat membuat repot, heboh tapi juga gerah pihak kepolisian, terutama jajaran Polsek Tojo. Bukan karena hebatnya maling itu katena sanggup melakukan mutilasi seorang diri tanpa perlu bantuan orang lain. Tapi, juga lantaran ulah si maling yang sempat tahunan bisa lolos, dan baru kali ini disingkap.
Kini malingnya sudah tertangkap langsung oleh Kapolsek Tojo AKP.
Murlan Tarifuddin di Poso beberapa waktu lalu dengan jebakan pemulangan. Ini setelah pelariannya ke Bahodopi, Kabupaten Morowali yang kemudian disergap di Poso, dan dramapun berakhir. Pelaku kini “diinapkan” di tahanan Mapolres Touna, menunggu proses selanjutnya. Diketahui, si maling merupakan penduduk desa sekitar Tojo.

Nah, kondisi sering terjadinya pencurian sapi dengan cara mutilasi, mendorong CBN untuk melakukan investigasi dan penelusuran. Mengapa begitu banyak sapi dimutilasi dan demikian lama misteri ini tidak terungkap?
Jumat (15/9/2023), CBN melakukan penelusuran. Bersama Kabiro CBN Touna Darmasita S. CBN menyisir ruas jalan Tras Sulawesi yang “membelah” Tojo, seputar Dusun Mavunce.
Darmasita bertanya ke salah satu penduduk, “Dimana arah kandang sapi pak?” Si penduduk yang juga tidak sempat diketahui namanya itu, menunjuk. “Di atas sana pak. Ada kandang sapi,” kalau mau beli sapi di situ,” katanya.

Tujuan CBN tentulah tidak hendak membeli sapi. Tapi lebih ingin sekalian turun ke lokasi, juga bertemu pemilik-pemilik sapi. Ya minta tanggapan. Sekaligus, CBN ingin mencari tahu, segampang apa sih maling masuk dan bisa mencuri sapi di Tojo, seolah dengan begitu gampangnya. Bisa saja sapi lepas dari kandang, — atau sapi dilepas liarkan — dan moment inilah yang ditunggu para maling.
Ok. CBN dan Darma kemudian menelusuri jalan yang ditunjuk penduduk tadi. Baru sekitar kurang lebih 300 meter masuk ke arah kaki gunung — di jalan menyempit berlapis rabat yang hanya bisa di lalui satu mobil — justru CBN menemukan begitu banyak kayu bantalan di kanan dan kiri jalan. Selain itu alat tarik kayu tradisional menggunakan hewan sapi yang oleh penduduk setempat dinamai Pacende, juga ditemukan di lokasi. “Waw, hendak menelusuri jalur pencurian sapi, kok malah menrmukan kayu bantalan begini banyak,” komentar kaget Darmasita.
Penelusuran berlanjut. Sumber yang ditemui CBN di Tojo pun menduga bahwa bisa jadi ada mafia kayu mendompleng seolah sebagai pebisnis sapi, tapi tujuannya “membuka” jalur kayu. Bahkan kemungkinan pula dugaan mafia “berjamaah” ada dibalik penemuan puluhan kayu bantalan yang nampak belum lama diturunkan dari hutan di gunung.
Dugaan sumber saat CBN mengkonfirmasinya ke pihak Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Sivia Patuju, Touna, seperti ruas ketemu buku”, klop. Justru bertepatan di hari yang sama, Kepala KPH Sivia Patuju Firmansyah lagi turun solo menelusuri kayu di Desa Tongku, masih Kecamatan Tojo. Menurut Firman kayu-kayu di Tongku yang lagi ia selidiki, itu masuk dari mana dan larinya kemana?
“Sudah itu pak. Rencana, nanti saya koordinasi dan diskusi dengan teman-teman di Polres,” jawab Firmanyah melalui pesan singkat ke WatssApp Darmasita S., Jumat (15/9/2023) malam.
Karena sudah terlalu sore, CBN mengurungkan niat melakukan konfirmasi penemuan puluhan kayu bantalan di Dusun Mavunce itu ke Polres Touna. Rencana semula, akan langsung meminta tanggapan KapolresTouna AKBP S. Sophian, S.IK, MH.
Tapi misteri ini masih mengusik naluri investigasi CBN, kemungkinan fakta-fakta baru ada dibalik penemuan puluhan bantalan itu. Menyusul munculnya shawmil-shawmil baru. Fakta saat ini, nampak butuh dukungan bukti-bukti konkret lain, tentang dugaan adanya keterlibatan mafia kayu yang “berkedok” industri — baik yang berizin maupun yang diduga tidak — sudah cukup lama dan hingga kini “berkeliaran’ membabat hutan di atas sana. Info ini sudah lama masuk ke meja CBN. Namun baru Jumat (26/9/2024), sempat memrogram report investigasi.

Berbagai pihak dan elemen masyarakat mendorong CBN untuk terus merangkai investigasi atas penemuan kayu di “kaki Gunung” Dusun Mavunce. Tentu dalam episode selanjutnya.
Yang semula menelusuri jejak kemungkinan masih ada sisa maling sapi mutilasi, justru menemukan “jalur’ penurunan kayu dari gunung.
Hingga berita ini tayang, belum diketahui siapa pemilik kayu temuan, dan siapa pula yang “berdiri’ dibalik penemuan itu. “Perlu diungkap pak, biar semua jadi jelas,” pinta sumber.* – bersambung