screenshot 20241226 101108 1

Foto atas : Kondisi Bambuan pagi diakhir 2024.

Bawah : PPK I.3 Wilayah I Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulteng, Ari Subadra ST, MT

screenshot 20241222 070027 1
screenshot 1

Tolitoli, Sulteng – Cakrabhayangkaranews.com (CBN) – Pada saatnya nanti, titik Bambuan sepanjang 3,1 Km itu tetap akan mantap dilalui. Kalaupun Bambuan harus dikerjakan dimasa denda, kontraktor pelaksananya PT. Anugrah Karya Agra Sentosa (AKAS), masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Masa denda juga ada batasannya. Pertama 50 hari dan jika belum selesai, masih ada kesempatan si pelaksana dengan dispensasi waktu 90 hari. Namun, apabila tidak selesai juga, sesuai dengan SOP dan aturan, berlakulah putus kontrak. Tahun 2022 lalu, paket penanganan untuk ruas Batas Kota Tolitoli – Silondou ini di kerjakan oleh PT AKAS dengan total nilai kontrak sebesar Rp. 243,230.412.300 yang berumber dari APBN SBSN tahun anggaran 2022 – 2024.

screenshot 20241226 101102 1
screenshot 2

Demikian PPK I.3 Wilayah I Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulteng, Ari Subadra ST, MT kepada CBN baru-baru ini, seputar pertanyaan yang mengemuka dari berbagai kalangan, “Kapan Bambuan selesai?”

Bahwa titik Bambuan masuk dalam penanganan ruas Batas Kota Tolitoli – Silondou yang menjadi tanggung jawab PPK 1.3 Wilayah I BPJN Sulteng yang berkomitmen akan menyelesaikan ruas tersebut — terutama titik Bambuan — sesuai plan dan progres ditengah cuaca tak menentu yang kadang diselingi banjir.

Ari menggambarkan, di Bambuan memang tanahnya lunak. Menyiasatinya, melalui penanganan raising atau peninggian elevasi timbunan secara bertahap. Ditambah preloading dengan perkuatan geosintetik. Selain meninggikan badan jalan, tujuannya supaya jalan tidak akan tergenang air. Bahkan kondisi peninggian badan jalan, bisa menghindarkan Bambuan dari hantaman banjir seperti waktu-waktu sebelumnya. Namun melakukan penimbunan Bambuan, tidak serta merta langsung jadi. Harus dilaksanakan bertahap. Setelah ditimbun, lalu dipadatkan dulu. Begitu padat, ditunggu lagi sesuai perencanaan dan perhitungan teknis. Hal tersebut, dilakukan sampai Top Elevasi timbunan preloading, sesuai hitungan-hitungan teknis. Nah, dikondisi ini — jika tiba-tiba dilebur oleh hujan — maka seketika timbunanan yang sudah padat,.dapat hancur kembali.

screenshot 20241226 101135 1
screenshot  3

Saat pekerjaan berlangsung, masih ada yang “harus diatur”, yakni arus kendaraan pelintas. Sesekali dilakukan evakuasi untuk kendaraan yang terjebak. Hal-hal tersebut berpengaruh pada waktu pelaksanaan. Jadi, tidak segampang membalik telapak tangan dan seraya mengucap “Sim Salabim”. “Memang kami akui, kadang-kadang masyarakat jenuh dan pasti pertanyaannya itu-itu lagi, “Kapan Bambuan selesai?” tutur Ari.

Sebetulnya kata Ari, masyarakat dan pelintas Bambuan saat ini diuntungkan. Kendati hujan atau becek, tapi Bambuan masih bisa dilewati. Bahkan jika kondisi banjir, pelintas masih dapat melewati atas timbunan yang sudah ditinggikan.
Kondisi seperti ini tidak ada salahnya, ikutnya peran serta pihak lain. Misalnya, Dinas Cipta Karya Daerah (Cikasda) bahkan Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III. Ini begitu terkait dengan banjir tadi. Lalu mengapa lokasi Bambuan sering terkena banjir saat curah hujan tinggi, karena ada tanggul yang jebol di hulu. Jarak tanggul yang jebol tersebut, sekitar 15 KM ke hulu. Hari hulu, alirannya mengarah ke Sungai Janja dan ke Bambuan.

Sumber CBN di Tolitoli membenarkan itu. “Tanggul inilah yang harus dibenahi. Agar di musim hujan, air yang turun ke Bambuan, bisa dikendalikan dan sirkulasi air dapat diatur saat gorong-gorong atau box culvert juga sudah terpasang,” sebut sumber. Pengakuan sumber tadi nampaknya ada keselarasan. Menurut Ari — disinilah adanya peran Cikasda Sulteng, serta pihak BWSS III. Sumber menambahkan, ini pula yang sempat dibahas, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) pihak Balai Jalan Sulteng, dengan Anggota Komisi III DPRD Provinsi Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.

Pada segmen Bambuan lanjut Ari, akan dipasang 8 gorong- gorong atau box culvert. Penempatannya nanti di tujuh titik. Sekali lagi, ini guna memudahkan nantinya sirkulasi air. Dari 8 box culvert tersebut, 7 yang berukuran 2X2 meter dan 1 ukurannya 6X4 meter
Yang besar, akan diposisikan di ujung Bambuan ke arah Tolitoli.

Nanti tutur Ari lagi, pada final pekerjaan dan titik Bambuan rampung, badan jalan akan ditinggikan hingga 1,5 meter dengan aspal hotmix yang sebelumnya sudah dilapisi timbunan pilihan, LPA dan aspal atas berlapis. Yang pasti seperti yang dikatakan sumber bahwa tanggul roboh di hulu sungai itu, harus diperbaiki kembali. Dengan kondisi jebol, air yang mengalir ke Bambuan sewaktu-waktu bisa menjadi momok seperti kejadian banjir belum lama ini.

screenshot 20241226 101111 1
screenshot 4

Kepala BPJN Wilayah Sulawesi Tengah, Dedi Muradi, ST, MT pun sudah pula menjelaskan dihadapan Komisi III DPRD Sulteng saat RDP belum lama ini, seperti yang sudah dipapar diawal. Perbaikan ruas jalan di kawasan Bambuan kata Kabalai, memerlukan metode dan penanganan khusus. Mengingat, kondisi lingkungan di Bambuan dengan risiko banjir sewaktu-waktu.

Dalam catatan CBN, jika kemarin ada mobil yang diapload di facebook sampai tenggelam di sebelah kanan Bambuan dari arah Palu, itu karena mobil ini tidak sabaran ingin mendahului hingga kejeblos ke kanan. Padahal ada jalan yang sudah disiapkan bisa dilewati di sebelah kiri. Mobil ini tidak sabar dan tancap hingga jeblos ke air yang dalam dan terseret. “Tapi sama teman-teman dilapangan, kemudian ditolong dan langsung dievakuasi dengan sigap,” tutup Ari.* jaya marhum

Share :