screenshot 20250128 144040 1

Kabupaten Tangerang – Cakrabhayangkaranews.com (CBN) – Begitu besar dampak dari pemagaran laut puluhan kilo meter di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, sehingga menimbulkan keluhan hingga teriakan masyarakat.

Salah satu yang ikut merasakan dampak pemagaran laut tersebut adalah Hi. Heru dari ribuan yang terdampak. Hi. Heru adalah salah satu warga Pulau Cangkir Kronjo, Kabupaten Tangerang. Ia berprofesi sebagai pembudidaya tanaman mangrove untuk kepentingan pariwisata daerah. Ia juga petambak dan nelayan yang merasakan dampak atas pemagaran dan pengurungan laut yang diduga dilakukan oleh korporasi.

Lewat media massa, ia melapor kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk segera menyelesaikan permasalahan yang dialami rakyat terdampak . Hari ini Jumat (31/1/2025), permintaan Hi. Heru yang diutarakannya Senin, 27/01/2025, diupdate kembali sebagai keluhan masyarakat.

screenshot 20250128 144044 1
screenshot 1

Heru yang pengelola mangrove Pulau Cangkir (MAPUCA) Kronjo, mengeluh saat diwawancarai oleh Awak Media Patriot Nusantara News dan CBN. Ia memaparkan bahwa dirinya memiliki tempat wisata mangrove yang kini hancur oleh meluapnya air laut. Heru menengarai, ini karena adanya pengurungan atau pemagaran laut yang terjadi sepanjang pantai Utara Tangerang, dari Teluk Naga hingga Kronjo.

Menurut Hi. Heru, wisata mangrove yang ia kelola berupa tanaman mangrove Pulau Cangkir, sudah dua bulan ini rusak karena luapan air akibat pengurugan laut. Selain itu mengelola empang sepanjang pantai Utara Tangerang. “Kini tempat wisata ini menjadi sepi dan bahkan tidak ada lagi wisatawan yang masuk,” ujarnya.

Heru menambahkan bahwa dampak pengurugan laut juga berimbas pada empang atau tambak yang dimilikinya sehingga sudah dua bulan belakangan, tak lagi produktif karena luapan air laut masuk ke tambak. Air tambak tak lagi payau.

“Sudah dua bulan tambak saya sudah tidak produktif. Tak lagi bisa ditanami ikan karena tambak kena luapan air laut. Pintu air laut ke tambak juga jebol dan rusak,” ungkapnya.

screenshot 20250128 144052 1
screenshot 2

Lebih lanjut Heru mengungkapkan bahwa dirinya juga sudah tak memiliki akses irigasi air kali, dikarenakan kali sudah diurug. “Tambak saya juga tak dapat akses irigasi karena kalinya sudah diurug,” ungkapnya.

Heru juga merinci bahwa dirinya mengalami dampak kerugian cukup besar selama dua bulan belakangan. Berupa rusaknya Wisata Mangrove Pulau Cangkir, rusaknya Tambak, rusaknya Kapal, rusaknya Jalan, bagang juga Rusak sekalian Jaring rusak.

“Kapal Saya rusak karena menyangkut di bambu-bambu pagar laut. Termasuk jaringnya juga rusak sehingga saya tak bisa lagi menggunakan Kapal untuk Operasional maupun menangkap ikan,” tutur Hi. Heru.

Kerugian selama dua bulan ini sebut Heru bila ia taksir dalam rupiah mencapai 100 juta.* mpnn – ton

Share :