1707261578925

Foto atas : Ustadz Suparjan Padjimbung

Timbulon Buol, Sulteng – Cakrabhayangkaranews.com (CBN)  – Sejatinya, penanaman ilmu agama Islam pada anak tentunya harus dilakukan sejak dini. Ini, gar anak dapat tumbuh sebagai pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Inilah yang dilakukan kelompok Taman Pengajian Alqu’an (TPA) yang dipimpin Ustadz Suparjan Pajimbung.

screenshot 20240207 071727 1
Mereka dididik untuk menjadi insan berakhlakul qorimah

CBN yang menyambangi TPA Shiraath, baru-baru ini di Desa Timbulon, Kecamatan Paleleh Barat, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng), melihat dari dekat kegiatan pengajian TPA Shiraath.

Ya, meski dengan segala keterbatasan sarana prasarana, TPA Shiraat, “dilayarkan’ dengan semangat dan nawaitu ikhlas. Mengajarkan anak-anak dan yang jelang remaja, agar mampu membaca Alquran. Di TPA “Shiraat”, anak-anak dididik, diajari dan diarahkan, agar mampu menguasai –dan sebisa mungkin — menulis Alquran. Di tempat yang hanya berstatus sementara abak-anak, dilatih kemampuannya menghafal Alquran sejak usia dini. Diharapkan, akan dari Timbulon Buol, lahir generasi muda beriman, berakhlak mulia, cerdas dan mandiri.

screenshot 20240207 071743 1
Belajar dan menimba ilmu agama di tempat yang sederhana

Menurut Suparjan, di TPA Shiraat — jika sudah lengkap hukum dan bacaannya — maka dilakukan penghataman. Kemudian dilanjutkan dengan Wirid. Juga amakan-amalan di masjid ba’da Magrib dan Isya — sesudah shalat Magrib menanti waktu Shalat Isya — sehingga antara moment itu terisi dan menambah nilai
ibadah. Jadi yang dihafal di TPA dan dipraktikkan di masjid sebut Suparjan, yakni Surah Yasin, Al Muluuk, As Sujadah, Al Waqiyah, Tabarakalladzii, Ar Rahman dan Al Qahfi. “Itu satu juz lebih,” terang Ustdz Suparjan.

Kata Suparjan, kelompok usia yang dididik di TPA “Shiraat” pekukusan atau pengkhatamannta dua kaki dalam setahun. Usia didik, mulai anak umur TK, SD, SMP dan SMA. “Kalau dia sudah Wirid, berarti anaknya sudah usia SMP,” ungkap Suparjan.

screenshot 20240207 071753 1
Namun tetap ceria dan penuh semangat

Memang, tambah Suparjan, kesan nyaman agak kurang di ruang sempit yang kurang lapang. Meski, tetap menyenangkan melihat anak-anak yang begitu semangat mengikuti kegiatan di TPA yang ia bina bersama pengurus lainnya dan telah melakukan 10 kali pengkhataman.

Kendati sudah meluluskan banyak anak didik — bahkan ada yang sudah duduk di pemerintahan — selama ini TPA “Shiraat” masih mengandalkan biaya swadaya. Dan kondisinya, masih jauh dari perhatian dan harapan. Maka jika ada simpatisan bahkan donatur tetap, Suparjan dan pengurus yang ada, ingin mengembankan TPA “Shiraath” agar bisa lebih maju dan mampu menampung peserta didik lebih banyak.”Minimal, dapat dibantu untuk mendirikan bangunan ukuran 8 X 7 dua kamar sehingga bisa menampung anak didik. “Itulah yang kami harapkan. Agar ada generasi hapan ber-Imtak dan berakhlak mulia luaran TPA “Shiraath,” tutur Suparjan yang juga imam Masjid Jami Timbulon.* jay – bersambung

Share :