
Manado, Sulut – Cakrahayangkaranews.com (CBN) –Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, kini jadi perbincangan berbagai kalangan di Sulawesi Utara (Sulut).
Pasalnya, ada dugaan pemilihan yang terjadi tidak fair. Diduga pula bhwa terjadi suap menyuap, mewarnai pemilihan Rektor universitas yang sudah ternama tersebut, diputaran pertama Pilrek Unsrat 20 April lalu, namun kini tersandung masalah. Menariknya, konon ketidak netralan pejabat penting Sulut ikut mencoreng jalannya pemilihan, lantaran mendukung salah satu dari tiga figur.
Atas dugaan ketidak fairan Pilrek Unsrat trsebut, Sulut Corruption Watch (SCW) melayangkan surat pada dua institusi. Pertama, ke Komisi Aparatur Sipil Negara (ASN) serta surat kedua kepada Mendikbud. Dalam materi surat, SCW meminta dan agar memeriksa kembali proses Pilrek Unsrat Manado.
Koordinator SCW Deswerd Zougira yang dihubungi semalam mengatakan, laporan beberapa anggota senat bahwa diduga terjadi praktik suap menyuap dalam proses Pilrek. Kabar ini telah beredar luas dan sedang ditangani aparat penegak hukum (Kejati – red), sudah cukup dijadikan alasan bagi Komisi ASN dan Mendikbud untuk mengambil tindakan membatalkan calon yang terlibat.
Deswerd menekankan sesuai Permen Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pasal 8 ayat 3, menyebut, calon pimpinan perguruan tinggi yang memiliki rekam jejak tidak baik dilakukan penjaringan ulang atau penyaringan ulang.
Sedangkan pada ayat 4 menegaskan, calon pimpinan PTN yang memiliki rekam jejak tidak baik sebagaimana dimaksud ayat 3, tidak dapat mengikuti proses penjaringan ulang atau penyaringan ulang.
Sementara pada pasal 5 kata Advokat ini, memberi kewenangan bagi Komisi ASN untuk melakukan pengawasan saat penyaringan bakal calon, penyaringan calon, penetapan dan pelantikan. “Kami menyurati Komisi ASN dan Mendikbud untuk secepatnya melakukan pemeriksaan sebelum dilaksanakan penyaringan ulang atau pemilihan oleh menteri,” tegas Deswerd.
Dari informasi valid yang dihimpum bahwa Pilrek putaran pertama sudah digelar pada 20 April lalu. Terdapat 3 nama yang memperoleh suara terbanyak yg diusul panitia Pilrek ke Mendikbud yakni Dedi Tooy 29 suara, Fabian Manopo 13 suara dan Grevo Gerung 11 suara.
Informasi tambahan yang berkembang disebutkan bahwa pembicaraan luas di kalangan civitas akademika, konon gubernur tidak netral dan ikut menyokong salah satu nama yakni Dedi Tooy.* jay