screenshot 20240911 065147 1

Foto atas : Kadis Perikanan Kab. Touna

Touna, Sulteng – Cakrabhayangkaranews.com (CBN)Rencana strategis Dinas Perikanan Tojo Unauna (Touna), Sulawesi Tengah (Sulteng), masih mengacu ke soal pemberdayaan nelayan. Selama ini, pola pemberdayaan dimaksud, sudah menunjukkan peningkatan cukup signifikan. Namun dilapangan, mindset masyarakatnya berbeda-beda, sesuai karakter.

Selama ini, program pengembangan perikanan Touna, dengan pemberian modal atau stimulan. Jika dulu perahunya masih pakai dayung, kini sudah pakai mesin bahkan telah menggunakan kapal. Tentu, guna mengejar hasil tangkapan yang maksimal. Sehingga akan berimbas kepada pendapatan nelayan dengan kelompok-kelompoknya, dengan optimal. Menurutnya, selain pengoptimalan hasil tangkapan, luas lahan budidaya juga progres atau peningkatan yang cukup menggembirakan

Jika ingin mengetahui jumlah produksi serta tangkapan dan jumlah nelayan Touna, tercatat lengkap pada Bidang Tangkap.

Begitu yang disampaikan Kadis Perikanan Touna Rahmat Baru, S.Pi, M.Si kepada CBN baru-baru ini.

Kondisi laut katanya, memang susah diprediksi karena cuaca yang fluktuatif. Sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan. “Namunika cuaca bagus, maka tangkapan ikan biasanya akan bagus pula. Apalagi tepat dengan ruaya,” jelas. Rahmat.

Ruaya sendiri, merupakan pola migrasi ikan. Sebagai gambaran aktivitas migrasi ikan dewasa yang berpindah dari tempat tinggalnya ke tempat penetasan (spawning ground) pertama kali. Ruaya merupakan bagian penting dari daur hidup ikan.

Saat ini gambar Rahmat, perairan Touna — selain sebagai lokasi tangkap nelayan Touna sendiri — juga dimasuki kapal-kapal ikan dari Gorontalo, Parigi untuk mengejar migrasi ikan. “Kalau nelayan Jawa bahkan merangsek sampai ke Pulau Natuna. Ya, untuk menyesuaikan migrasi ikan tadi,” jelas dia.

Masih menurut Rahmat, di Teluk Tomini ikannya juga pindah-pindah. Makanya, ada juga nelayan yang melakukan penandaan ikan, seperti tuna untuk mencari tahu migrasinya. “Ada yang menaruh tanda mirip bendera tuna di Bitung, ternyata ikannya didapat di Pelabuhan Toyado. Namanya tenik tagging fish,” cerita Rahmat.

Tagging fish, bisa berupa pemotongan sirip, pemberian tatto pada tubuh ikan atau lubang pada tutup insang. Atau pula, membubuhi tubuh ikan dengan benda asing. Ini guna mengumpulkan
informasi yang didapat dari penandaan ikan. Sehingga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang pola migrasi, preferensi habitat, pola makan, tingkat kematian, dan lain-lain, sebagai suatu kajian.

Untuk Touna saat ini sebut Rahmat Basri, hasil tangkapannya lebih banyak memenuhi permintaan dari luar. Terutama dari Kabupaten Morowali.* jay

Share :