
Foto atas : H. Rusdy Mastura (kiri) – Mayor Jenderal TNI (Purn.) Sulaiman Agusto Hambuako, S.IP., M.M (kanan)

Palu, Sulteng –Cakrabhayangkaranews.com (CBN) –
“Jangan biarkan orang baik berjuang sendiri.” Kata bijak yang memang cocok, pas dan tepat disematkan kepada sosok bijaksana, sederhana yang telah banyak mengukir berbagai kemajuan untuk Sulawesi Tengah (Sulteng), secara signifikan.
H. Rusdy Mastura atau begitu akrab dengan sapaan Ka’ Cudi, petahana yang maju di Pemilihan Kepala Daerah Gubernur (Pilkadagub) bersama pasangannya Mayor Jenderal TNI (Purn.) Sulaiman Agusto Hambuako, S.IP., M.M. Sulaiman Agusto kelahiran 11 Agustus 1966 berzodiac Leo. Adalah seorang Purnawirawan TNI-AD yang terakhir menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi Setjen Dewan Ketahanan Nasional. Sulaiman Agusto, merupakan lulusan Akademi Militer 1988), berasal dari kecabangan Kavaleri.
Pasangan Cudi – Agusto yang mengangkat tageline RUMA – SAH atau singkatan dari Rusdy Mastura – Sulaiman Agusto Hambuako, berangkat dengan segala keapa adaan dan kesederhanaan. Yang satu sipil mengabdi tanpa pamrih buat kemajuan daerahnya, satu lagi purnawirawan Perwira Tinggi (Pati) yang mumpuni dalam pengalaman dan tentulah strategi.
Apa kata Rusdy Mastura saat disambangi CBN baru-baru ini disela blusukan dan kampaye
ke wilayah Kabupaten Poso menuju Kabupaten Banggai, pra Debat Kandidat. “Saya begini saja. Tidak ada investor yang menopang modal kampanye. Saya tidak didukung uang yang besar,” begitu kata Ka’ Cudi yang hari itu memakai kaos merah lengan pendek berkrah.
Menurut orang dalamnya — dari sisi pendanaan kampanye — Ka’ Cudi memang tidak ditopang dengan modal besar. Konon pula tidak semaksimal dana pasangan kompetitornya yang jor-joran, dengan persiapan puluhan miliar, bahkan mungkin lebih dari itu. Tapi dikondisi Ka’ Cudi “minus amunisi”, justru banyak relawan yang “rela” menggalang dukungan hampir tanpa harus distimulasi dana. Kini ratusan — bahkan lebih — hadir komunitas relawan dimana-mana di setiap daerah pada 12 kabupaten 1 kota. Para relawan memang benar-benar “auto rela” memperjuangkan “Pasangan Sangganipa.- Cudi – Agusto” untuk meraih kembali singgasana “Sulteng Satu”. “Ya, sosok Cudi masih dirindukan masyarakat, untuk membawa Sulteng ke Gerbang Emas dan menuntaskan semua programnya untuk menjadikan Sulteng unggul disegala bidang. Tidak hanya menjadi terdepan dalam infrastruktur, tapi juga bicara pendidikan, human resources (sumber daya manusia), kesehatan, pemanfaatan kekayaan alam (natural resources) untuk memakmurkan masyarakat yang mendiami “Tanah 1.000 Megalith”.
Tidak hanya karena posisi Sulteng di PON. XXI Aceh, Sumut telah berhasil dirubah Cudi dengan cara dan tangan dinginnya yang menerapkan disiplin tinggi dengan menunjuk — ketika itu Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Dody Triwinarto, S.I.P., M.Han — Ketua Tim PON Sulteng. Maka, Sulteng oleh Ka’ Cudi, Insyaallah akan dilayarkan kearah yang lebih baik hingga bisa diperhitungkan di panggung nasional,” komentar orang dekat Cudi lainnya. Ia murni menilai kemajuan Sulteng beberapa tahun belakangan ditangan pemimpin sederhana, H.
Rusdy Mastura.
Memang, saat inilah timing untuk melihat dan mengukur sejauh mana masyarakat Sulteng mengapresiasi keberhasilan Ka’ Cudi menata kemajuan berbagai sektor pembangunan di Sulteng. Seberapa sukses menekan angka kemiskinan dan stunting. Dan persiapan-persiapan Sulteng untuk menjadi daerah penyangga Ibukota Negara (IKN). Pun selama tiga tahun kepemimpinannya, telah 450 Km jalan provinsi dan 350 Km jalan melintasi kabupaten yang sudah ia bangun hingga merangsek ke wilayah-wilayah terjauh dan bisa dinikmati masyarakat di batas wilayah yang selama ini hidup terbatas, lantaran terisolasi akses jalan di tapal batas. Itu berjalan pasti dan semua sudah teretas.
Di sektor pariwisata, Sulteng memiliki ratusan destinasi dan ribuan resort yang sebagian besar sudah masuk dalam mata rantai kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan domestik (wisdom). Diantara spot wisata bersejarah di Sulteng sudah cukup tua usianya.
Pemanfaatan hasil bumi primadona Sulteng dari petani pekebun, juga sudah diekspor ke manca dan negara tetangga, diantaranya jagung. Nelayan sudah merasakan sentuhan peralatan yang memadai untuk melaut dan membuat senyum mereka merekah lebar. Rata-rata sudah banyak desa yang lepas dari keterbalakangan, menjadi mandiri berkat stimulasi dan pembinaan berkesinambungan. Semua itu sudah menjadi kenyataan, untuk menyambut “Sulteng Emas” seperti yang sudah dipapar diawal.
Cudi memang figur yang tidak menumpuk kekayaan saat menjadi pemimpin daerah.
Mulai dari Ketua DPRD Kota Palu, Walikota Palu dan saat ini menjadi Gubenur Sulteng dan petahana yang kembali maju di Pilkadagub serentak 2024 untuk memparipurnakan propram-programnya yang pro rakyat.
Satu hal lagi. Desa-desa yang dulunya sulit terlayani karena ketidak punyaan ambulans, Kades-kadesnya sudah bisa bernapas lega karena beroleh pembagian gratis.
Sejatinya, masih banyak lagi kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan Ka’ Cudi buat Sulawesi Tengah yang tidak bisa disebut satu persatu. Bravo Sangganipa – “Maju Komandanku” dan tuntaskan visi misimu untuk periode kedua. Kaili bersatu (Kaliber) di 12 kabupaten 1 kota saat ini mendukungmu penuh.* jay – bagian pertama dari beberapa segmen