CBN, PangkalpinangAksi Damai yang dilakukan Masyarakat Jebus, Paritiga, Bangka Barat di Lapangan Jl. Raya Kemuning, Kecamatan Paritiga pada Jumat, 12/05-2023 lalu, sangat mengores hati para pekerja profesi, bahkan berdampak terhadap tercorengnya Marwah Insan pers, pasalnya dalam melakukan orasi dan menyampaikan Aspirasi terkesan adanya upaya untuk membenturkan sesama pekerja profesi.

Hal ini di ungkapkan Sekertaris Forum Pers Independen Indonesia ( FPII ) Firdaus Sahab, kepada awak media saat berbincan – bincang disalah satu Kedai Cofee di Jalan Stania, Bukit Baru, Kota Pangkalpinang, Sabtu. 13/05-2023.

Menurut Firdaus, didalam Orasinya, Narasi yang disampaikan terkait adanya dugaan pemerasan yang dilakukan Oknum Wartawan yang dikatakan Bodrex, Ini sangat melukai hati para Insan Pers.

Sebagai salah satu pemerhati Pers yang bernaung di bawah panji kebebasan Pers dalam Forum Pers Independent Indonesia ( FPII ) Setwil Babel yang selama ini telah membuktikan dan berkiprah dalam hal melakukan perlawanan terhadap Intimidasi dan Kekerasan terhadap Jurnalis, sangat menyesalkan tindakan yang menurutnya tidak mendasar tapi seakan – akan di buat untuk memenuhi ego dan kepentingan segelintir orang dengan mengatas namakan masyarakat.

Firdaus melanjutkan lagi, bahwa tidak ada larangan untuk orang atau kelompok apa saja melakukan Orasi di depan umum selama tidak bertentangan dengan peraturan hukum yang ada di NKRI ini, namun sangat di sesalkan momen ini terkesan di boncengin oleh segelintir orang yang sengaja ingin membenturkan sesama kaum seprofesi dengan menghalalkan segala cara.

1683983410722
1683983410722

Terkait apa yang disampaikan dalam Aksi tersebut terkait adanya dugaan pemerasan yang dilakukan oleh Oknum Wartawan, Sekertaris Setwil Forum Pers Independen Indonesia ( FPII ) Firdaus Sahab mengatakan, apabila masyarakat atau pengusaha yang merasa atau mengalami kejadian pemerasan yang di lakukan oknum Wartawan, silakan menempuh jalur hukum, karena Negara kita adalah Negara hukum, kata Firdaus.
Karena Wartawan mempunyai Tupoksi untuk Mencari, Mengumpulkan dan Mengembangkan Informasi melalui tulisan berupa berita yang di dapat di lapangan, jadi kalauy terkait adanya para Oknum Wartwan yang mealkukan tugas di luar Tupoksi silakan di laporkan ke Pihak Berwajib, tegasnya.

Jangan melakukan aksi yang akan menimbulkan reaksi, sebagai orang bangka asli bangka yang berprofesi sebagai wartawan merasa selama ini apa yang dilakukan rekan – rekan wartawan di Babel sudah sesuai Tupoksi profesi, namun apabila kedapatan ada Oknum – oknum wartawan yang melakukan seperti yang disampaikan rekan – rekan yng mengatasnamakan masyarakat Jebus, yaa tolong dibuktikan, siapa Oknumnya dan segera melaporkan oknum tersebut ke pihak terkait, jelas Firdaus.
Disinggung terkait wartawan yang bersertifikasi UKW dan Non UKW, Firdaus menyampaikan lagi, kalau terkait hal itu tidak bisa dijadikan dasar untuk menilai seorang wartawan, karena legalitas seorang wartawan yang di pegang adalah UU PERS No. 40 Tahun 1999 dan KODE ETIK JURNALISTIK.

Firdaus yang akrab disapa Firtop balik mempertanyakan keabsahan terkait UKW, apakah jika seseorang yang tidak ikut UKW masih dikatakan Wartawan atau Wartawan abal -abal? Karena menurutnya didalam UU Perts N0. 40 Thn 1999 tidak pernah ditemukan pasal atau ayat yang mengharuskan seorang wartawan bersertifikasi UKW, yang ada hanya dalam
BAB III tentang WARTAWAN, dimana Pasal 7 ayat

1. Wartawan bebas memilih organisasi wartawan.
2. Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik., serta Pasal 8

Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum.

Untuk itu Firdaus menekankan lagi agar rekan – rekan seprofesi untuk jangan mau dibenturkan hanya karena adanya kepentingan orang atau kelompok tertentu, dimana kita tau semua, pekerjaan penambangan yang dilakukan adalah Ilegal, jadi wajar ada Kontrol Sosial dari rekan – rekan Wartawan, dan mungkin ada satu, dua oknum wartawan yang menyalah gunakan Tupoksi Kewartawanannya, yaa jangan semua disamakan, karena kalau kita berbica menyangkut wartawan itu sangat luas jadi pacak pacaklah menilai, ungkap Firdaus lagi.

Kepada rekan – rekan saya sekali lagi menginggatkan agar berhati – hati dalam menyampaikan hal – hal didepan umum yang sekiranya dapat menimbulkan polemik di antara kita, mari kita jaga babel ini biar tetap aman dan kondusif, tutup firdaus.

( Redaksi CBN 86)

Share :