
Buol, Sulteng – Cakrabhayangkaranews.com (CBN) – Sejak digulirnya program one man one cow (1 orang 1 ekor sapi) banyak pihak menaruh harap. Bahwa inilah salah satu program unggulan Pemda Buol yang akan berbuah kesejahteraan, peningkatan taraf hidup dan perekonomian masyarakat.
Namun seiring berjalannya waktu, one man one cow tidak sesuai kenyataan. Contohnya, sebanyak 13 ASN dilingkup Dikjar Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), hingga kini belum mendapatkan jatah pengadaan sapi dari pihak ketiga.
Sementara sebagian besar ASN diinstansi yang sama, sudah mendapatkan jatah pengadaan. Bahkan dari sebagian sapi itu, sudah ada yang berkembang biak.
Untuk mendukung one man one cow — seluruh ASN di Pemkab Buol termasuk ke 13 ASN dilingkungan Dikjar — sebelumnya sudah menyetor uang. Mereka mendapatkan fasilitas kredit dari salah satu bank setempat. Angsuran setiap bulanya, dipotong melalui Tunjangan Tambahan Penghasilan (TPP) ASN masing masing.
Sesuai rilis yang disampaikan seorang ASN kepada CBN Selasa (5/7), si ASN bersama sejumlah rekannya mengeluh. Persoalannya, mereka sudah menyetor uang kepada pengelola di Dinas Dikjar. Namun hingga saat ini, sapi yang disebut-sebut belum juga ada.
“Jadi, sudah dua tahun lebih uang untuk pembelian sapi itu kami setor lunas. Namun sapi itu belum ada. Sebelumnya, kami sudah laporkan soal ini ke kepolisian, sebab kami sudah merasa dirugikan,” jelas si ASN.
Menurutnya, ketidak jelasan pengadaan sapi itu disebabkan karena Sekretaris Dinas Dikjar yang diberi kewenangan sesuai MoU yang telah ditandatangani, dinilai tidak serius dan bertanggung jawab melakukan pengelolaan pengadaan sapi tersebut.
Anehnya lagi — lanjut si ASN yang minta namanya tidak disebut — sebelumnya mereka mengaku pernah diminta untuk membuat surat pernyataan untuk tidak menuntut ganti rugi sapi lebih dari jumlah yang tertera dalam nota pesanan. Itu kesepakatan yang telah dibuat dan ditandatangani Kadis Dikjar dua tahun lalu.
Sementara Sekretaris Dinas Dikjar Kabupaten Buol Supratman Salakea yang dihubungi CBN baru-baru ini membenarkan bahwa benar sebanyak 13 orang ASN dilingkunganya hingga saat ini belum mendapatkan sapi.
“Iya memang benar mereka belum mendapatkan sapi tersebut. Termasuk saya sendiri sebagai salah satu korban yang juga belum mendapatkannya. Tapi, alhamdulillah sudah ada solusi dari pihak ketiga yang mengadakan sapi tersebut. Pihak ketiga sudah berjanji tetap akan merealisasikan pengadaan sapi untuk ASN, tapi sampai saat baru janji,” jelasnya.* sul