Palu, Sulteng – Cakrabhayangkranews.com (CBN) – Anggota Legislatif (Aleg) DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang juga Wakil Ketua Partai PDIP Sulteng H. Suryanto, SH, MH, dikenal intens dan vokal memperjuangkan kepentingan dan hak-hak masyarakat. Sedini mungkin ia menitip pesan, agar masyarakat jangan salah memilih figur. Juga jangan mau “dibeli” dengan uang Tp.50, Rp. 100, atau Rp. 200 ribu.

screenshot 20230619 095553 1
“Kenalilah pemilihmu.”

Hari ini katanya, kondisi masyarakat sulit. Daya beli rendah. Panen tidak maksimal di tingkat petani yang harga jual ke pasaran juga di bawah. Biaya produksi rata-rara mahal, pupuk subsidi pemerintah dibatadi. Lalu, dimana untung petani dan nelayan hari ini? “Maka harapan dan imbauan saya kepada masyarakat, jangan mau anda dibeli. Ini saatnya rakyat menentukan pilihan terbaiknya. Sekali lagi kenalilah yang kalian pilih. Dan bagi yang dipilih, kenalilah pula yang memilihmu,” imbau H. Suryanto yang akrab dengan panggilan, “Haji Sur”.

Kepada CBN di Gedung DPRD Provinsi Sulteng baru-baru ini, Suryanto menyatakan ketegasannya bahwa saat ini jangan lagi ada cerita klasik — maaf — oknum caleg ramai-ramai “membeli” suara rakyat. Sekali lagi, oknum ya?

screenshot 20230619 095542 1
“Jangan mau dibeli dengan hanya Rp. 50 ribu sampai Rp. 200 ribu dan selama lima tahun menderita.”

“Jadi, inilah kesempatan masyarakat menilai. Dan saya mengingatkan. Kepada siapa yang tepat masyarakat mewakilkan suaranya lewat — nantinya — caleg-caleg DPRD. Tidak lantas hanya diberi Rp. 50 ribu, Rp. 100 ribu atau Rp. 200 ribu, kemudian digiring untuk memilih siapa. Makanya masyarakat, janganlah mau dibeli. Tapi lihatlah figur yang betul-betul menyuarakan kepentingan dan kebutuhan rakyat. Kenanilah. “Jangan malah tim sukses yang kalian kenali. Karena bukan tim sukses yang akan mengakomodir kepentingan rakyat, tapi si figur tadi,” Sur berkali-kali mengingatkan.

Menurut Suryanto, pemerintah — terutama di daerah — belum mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat. Sur menyebut — pemeruntah dimana-mana hari ini — belum mampu memenuhi kebutuhan rakyatnya dengan berbagai macam persoalan di masyarakat. Sedangkan dana ADD — juga sekali lagi — belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Apalagi yang skopnya lebih besar, seperti kabupaten.

“Daerah, belum mampu mengatasi persoalan rakyat di sekitarnya. Mengapa? Karena adanya berbagai problem tadi. Jika dananya terkesan triliunan, itu hanya akan habis membayar gaji. Sementara buat pemberdayaan masyarakat, sekian persen.saja,” ungkap H. Suryanto.

screenshot 20230619 095527 1
“Kami tidak membantu dengan uang tapi program.”

Tugas legislatiflah yang mengambil peran di sini. Orang-orang di politik yakni anggota dewan, tentu akan membantu masyarakat di wilayah dimana dia berasal. “Dengan catatan, tolong bantu kami. Memilih figur yang pas, yang bisa diharapkan dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat saat duduk di
legislati,” kata Suryanto.

Menurut Suryanto, DPR akan membantu masyarakat tapi bukan dalam bentuk uang. Namun memfasilitasi kebutuhan masyakat, lewat program-program
pemerintah, dengan memperjuangkannya lewat Musrenbang dan e pokir.

“Kami akan bantu masyarakat berupa program dengan catatan, tolong bantu kami. Kami gak punya duit untuk membeli rakyat. Tapi kami punya keinginan dan kewajiban saat menjadi anggota DPR dan akan kami penuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat,” ungkap Haji Sur.

screenshot 20230619 095451 1
“Saat ini kondisi sulit dimana-mana”

Menurut Sur, untuk membeli suara rakyat ia tidak punya kemampuan.
Karena anggota DPR bukan pengusaha tapi politisi murni yang hanya mengharap gaji.

Jalan keluar dari kesulitan masyarakat — salah satunya — harus mengoptimalkan potensi wilayah. “Jika — misalnya ada investor masuk menanamkan investasinya — ya tentu kita akan welcome. Tapi juga dengan catatan, masuknya investor tidak harus merusak lingkungan. Bukan berarti menolak investasi, karena dampak investasi tak serampangan dan tak mengindahkan lingkungan, bisa berakibat kerusakan bahkan fatal. “Sebab, membangun daerah, juga butuh orang luar,” tukas Sur.

screenshot 20230619 095447 1
“Masih banyak rakyat yang susah.”

Dalam catatan, H. Suryanto menjalani tiga periode di Dapil Banggai bersaudara. Mulai tahun 1999 – 2004, 2004 – 2009 dan 2009 hingga 2014. Kemudian melangkah ke provinsi satu periode 2019 -2024.
Suryanto.menambahkan, bicara saat ini bagaimana memberdayakan masyarakat, menengah ke bawah yang kehidupannya masih bergantung bantuan.
Pertanyaannya, kepada siapa mereka mengadu?

Intinya, masih begitu banyak keluhan masyarakat. Tapi kan tidak bisa semua diakomodir. “Tentunya, orang yang telah memilih figur yang tepat itulah yang didahulukan untuk dibantu lewat program,” tutur H Suryanto.* jay

Share :