JOMBANG – JAWA TIMUR, Cakrabhayangkaranews.com Seperti namanya, Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Minha) menyimpan banyak koleksi benda-benda pribadi peninggalan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim). Benda-benda ini, diletakkan khusus di ruang pamer KH Hasyim Asy’ari di dalam museum.

Salah satunya, sebuah replika tongkat pemberian Syaikhona Kholil Bangkalan sebagai tanda restu pendirian NU. Tongkat berukuran panjang 87 cm dengan diameter 1,4 cm di bagian bawah, dan 2,5 cm di bagian atasnya menjadi salah satu daya tarik pengunjung berdatangan ke museum.

Asisten Kurator Minha Ari Setiawan mengatakan, tongkat ini diceritakan adalah bentuk restu saat KH Hasyim Asy’ari akan mendirikan NU dari gurunya, yakni Syaikhona Kholil Bangkalan. ”Jadi kisah ini diceritakan KH As’ad Syamsul Arifin secara rinci pada salah satu ceramahnya,” lontarnya.

Saat rencana pendirian NU digulirkan KH Abdul Wahab Chasbullah, pertimbangan dan rida harus didapatkan Kiai Wahab dari Hadratussyaikh yang jadi punjernya ulama nusantara kala itu. Setelah Hadratussyaikh melakukan istikharah, petunjuk pun datang melalui Syaikhona Kholil Bangkalan, guru Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari. ”Diberikanlah tasbih dan tongkat yang jadi tanda restu pendirian NU itu,” imbuhnya.

Selain tongkat, ada pula beberapa benda lain seperti kitab kuno dengan catatan tangan dari KH Hasyim Asy’ari, hingga tempat makan dan kursi hadratussyaikh. ”Seluruhnya jadi bagian dari total 317 koleksi benda bersejarah mengenai masuknya Islam ke nusantara pada abad 11-19 masehi hingga perkembangan Islam di abad 20-21 masehi di Minha,” imbuhnya.

Lokasi benda koleksi ini, juga diletakkan khusus di ruang pamer KH Hasyim Asy’ari. Lokasinya, berada di ruangan di sisi kanan dari pintu depan. Seluruh koleksi ini, diletakkan dalam sebuah kotak kaca disertai keterangan. ”Jadi untuk beberapa benda memang benda asli milik Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, kecuali yang tongkat itu. Untuk tongkat itu replika,” terang Wicaksono Dwi Nugroho, Koordinator Minha.

Wicak menjelaskan, tongkat asli sendiri, sempat dipajang di museum itu saat peresmian gedung oleh Presiden Joko Widodo beberapa tahun lalu. Namun, usai peresmian posisinya digantikan replika karena beberapa pertimbangan.

”Karena alasan keamanan, dan belum ada pengelola kan waktu itu. Dan tongkat itu kan juga jadi pusaka keluarga, dan disimpan sama pihak keluarga,” lontarnya. Kendati berbentuk replika, pengunjung tetap bisa mempelajari nilai luhur dan sejarah pada didapatnya tongkat ini. ( Andi CBN )

Share :