JOMBANG – JAWA TIMUR, Cakrabhayangkaranews.com – Tren kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jombang masih mengintai. Dalam kurun waktu tiga bulan ini, ada ratusan pasien yang dirawat di dua rumah sakit plat merah. Baik di RSUD Jombang maupun RSUD Ploso. Sebagian besar pasien yang dirawat adalah anak-anak.
Direktur RSUD Jombang dr Ma’murotus Sa’diyah mengatakan, sejak Januari hingga Maret kemarin, total ada 135 pasien yang dirawat di RSUD Jombang karena terkena penyakit DBD. ”Ya, memang benar sebagian anak dan ada yang dewasa,’’ ujarnya, kemarin (7/4).
Meski pasien yang dirawat mencapai ratusan orang, ia menegaskan seluruhnya berhasil sembuh. ”Tidak ada kasus kematian karena DBD,’’ tambahnya. Setelah menjalani perawatan 3-4 hari, rata-rata kondisi pasien DBD membaik, trombosit berangsur-angsur naik sehingga dinyatakan sembuh. Di hari berikutnya, secara bergantian mereka diperbolehkan pulang untuk melanjutkan istirahat di rumah.
Selain merawat pasien ia ser
Pihaknya juga mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat selama musim hujan. Misalnya, menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan gizi seimbang, makanan sehat, tidur cukup dan pikiran positif. Tidak lupa melakukan 3M plus yakni menguras, mengubur, menutup, serta memantau tempat yang potensial sebagai tempat nyamuk berkembang biak.
”Termasuk membersihkan bak mandi empat hari sekali, tidak menumpuk atau menggantung baju terlalu lama, jika perlu pakai lotion anti nyamuk, obat nyamuk elektrik, atau pakai kelambu,” tegas dr Eyik sapaan akrabnya. Jika ada anggota keluarga mengalami demam dan sakit kepala, ia menyarankan agar diberi minum yang banyak dan bila perlu periksa ke dokter terdekat. “Agar segera ditangani,’’ papar dia.
Dihubungi terpisah, dr Achmad Iskandar Dzulqornain Direktur RSUD Ploso mengatakan, jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Ploso cenderung fluktuatif. Pada Januari, ada enam kasus dengan rincian tiga pasien anak dan tiga pasien dewasa. Semuanya menjalani perawatan dengan baik hingga dinyatakan sembuh dan pulang. Kemudian, Februari nihil kasus, tidak ada satupun pasien yang dirawat.
Di bulan berikutnya, kembali meningkat sebanyak enam kasus yang diberikan perawatan intensif. Pasien itu meliputi empat anak dan dua dewasa. ”Sekarang semua sudah sembuh dan belum ada kasus lagi,’’ tegasnya.
Sementara itu, drg Budi Nugroho Kadinkes Jombang, menyampaikan sebaran penyakit DBD memang harus tetap diwaspadai masyarakat. Khususnya selama musim penghujan. ”PHBS harus kita tingkatkan terutama perhatian ke lingkungan sekitar, jangan sampai dibiarkan kumuh yang menjadi sarang nyamuk,’’ ujar dia.
Menurutnya, potensi penularan DBD tidak hanya di lingkungan sekitar rumah. Namun, di lingkungan sekolah juga cukup berpotensi. Apalagi, jika ada barang bekas yang kemasukan air hujan. Hal ini sangat berpotensi menjadi sarang berkembangbiak nyamuk. ”Jadi lingkungan sekolah juga perlu diperhatikan kebersihannya,’’ tandas dr Budi.
Berdasar data yang masuk ke Dinkes Jombang, lanjutnya, temuan kasus DBD sepanjang tahun ini hanya ada enam kasus. Dengan rincian, Januari tiga kasus, Februari satu kasus, dan Maret dua kasus. ”Total ada enam kasus selama Januari – Maret,’’ pungkasnya. ( Andi CBN )