CBN, Parittiga, Bangka Barat – Sebuah mobil Tanki pengangkut BBM memasuki Kecamatan Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat. Namun ada yang aneh dari mobil tersebut. Meski nampak serupa dengan mobil pengangkut (Transportir) BBM milik rekanan PT Pertamina yang menggunakan warna putih biru, namun mobil ini tidak terdapat nama perusahaan pada bagian badan Tanki.
Pada bagian belakang belakang mobil juga tidak terdapat TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor), hanya pada bagian depan saja. Sedangkan pada bagian muka mobil, juga tidak terdapat logo PT Pertamina serta rambu-rambu peringatan keselamatan yang biasa ada pada mobil transportir.
Namun yang menjadi pertanyaan terbesar, jika lazimnya mobil transportir bertugas mengantarkan BBM ke Agen atau pengguna, mobil ini datang ke Parit Tiga, justru hendak mengambil BBM di pelabuhan Dusun Penganak, Desa Air Gantang. Hal ini berdasarkan keterangan langsung sopir dan kernet mobil tersebut.
“Kita bukan mau antar BBM pak, tapi ke Penganak mau ambil BBM,” jawabnya.
Di Dusun Penganak memang terdapat sebuah pelabuhan, namun hanyalah pelabuhan kecil tempat bersandarnya kapal nelayan yang biasa digunakan untuk melayani para ABK kapal Isap Produksi (KIP) yang sedang beroperasional di wilayah laut Dusun Penganak, dan tidak terdapat Depo penyaluran BBM milik PT Pertamina sama sekali.
Adalah menjadi aneh jika mobil tersebut bisa mengambil BBM disana, sementara tidak terdapat sama sekali Depo Pertamina disana, jadi darimana BBM tersebut berasal?
Salah seorang narasumber mengatakan, kuat dugaan jika BBM tersebut berasal dari KIP yang beroperasi di laut Penganak, atau biasa disebut BBM kencing.
“Setahu saya sih BBM tersebut diduga berasal dari hasil Kencing KIP yang bekerja di laut Penganak yang diangkut ke pinggir dengan menggunakan kapal pompong milik nelayan yang berada disana,” terangnya. (25/08/2024).
Kapolsek Jebus, Kompol Albert ketika dikonfirmasi langsung bereaksi, dirinya berjanji akan segera menindaklanjuti hal tersebut.
“Terkait prakit pengangkutan BBM dengan mobil tanki biru yg digunakan modus operandi para pelaku, akan dilidik dan dilaporkan ke bph migas atau pertamina terkait para pelaku usaha bbm non subsidi,” ucap Kapolsek.
Salah seorang warga Dusun Penganak mengatakan dirinya miris melihat hal tersebut, karena untuk wilayah Dusun Penganak sendiri sering kali kekurangan BBM, bahkan untuk mendapatkan BBM terutama bagi para penambang, harus membeli dari para tengkulak dengan diatas harga jual yang telah ditetapkan oleh PT Pertamina.
“Kita di Penganak saja kesulitan untuk mendapatkan BBM, dapat juga harus membeli dengan harga diatas harga Pertamina,” ujarnya
Bg.p3n