Limboto, Gorontalo – Cakrabhayangkaranews. com (CBN) – Saat ini referensi tentang sejarah, budaya dan adat istiadat Gorontalo sudah sulit didapatkan dan jafi barang langka. Apalagi, mencari orang yang mampu menerjemahkan sejarah Gorontalo untuk saat ini, boleh dikata tidak ada lagi. Selain itu, jarang yang mau peduli. Maka ketika referensi didapatkan, harus segera diamankan, dibukukan dan dibundel, sehingga tidak gampang hilang begitu saja. Jika tidak, siapa lagi yang berempati dan peduli. Lalu, kapan lagi, jika tidak memulainya sejak kemarin-kemarin hingga sekarang?
Begitu ungkapan Kepala Pusat Informasi Sejarah dan Budaya (PUSIRAYA) Kabupaten Gorontalo M Rustam Tilome, SAg, MSi saat bincang-bincang dengan CBN baru-baru ini di Kantorr PUSIRAYA, sekitar Kompleks Perkantoran Kota Limboto, ibukota, Kabupaten Gorontalo.
Lantas apa yang dibahas? Ya, tentulah seputar budaya, sejarah dan adat istiadat Gorontalo yang sudah sangat kurang orang memedulinya.
Rustam mengajak CBN keruang belakang kantor untuk kongkow sambil mengungkit sejarah. Diruangan itu, foto-foto perjuangan dari awal bersama masyarakat guna pembetukan Provinsi Gorontalo, tertempel berjejer rapi, hampir memenuhi seluruh bagian dinding atas bangunan. “Ini yang sempat saya amankan. Sebagai dari referensi sejarah perjuanfsn pebetukan Provinsi Goeontalo.
Nah CBN baru mengetahuinya bahwa, tokoh perjuangan pembentukan Provinsi Gorontalo tersebut, dimotori Prof Dr Ir HM Nelson Pomalingo, MPd, Bupati Gorontalo saat ini.
Menurut Rustam, karena tujuan menyelamatkan aset sejarah yang langka, maka ia fokus. Kendati hanya otodidak, diupayakannya untuk mengumpulkan referensi sejarah Gorontalo tersebut dari berbagai sumber, juga dari para penulis sejarah, budaya serta pemerhati adat istiadat Gorontalo.
“Saya banyak bertemu, berdialog, berdiskusi dengan tokoh-tokoh adat, sejarawan, budayawan, penulis dan pemerhati sejarah, sehingga banyak referensi yang bisa saya kumpulkan dalam kaitan menerjemahkan sejarah Gorontalo,” jelas mantan dosen Universitas Muhammadiyah (UMG) Gorontalo selama empat tahum, membawakan mata kuliah Administrasi Publik.
Sejarah Kerajaan Limboto sendiri tambah Rustam, sudah dalam bentuk proposal pernah diajukan ke dinas terkait, malah tidak diserpon. Padahal, sejarah daerah sangat dibutuhkan lantaran memiki muatan histori, budaya, adat istiadat, referensi serta mengandung banyak nilai edukasi buat masyarakat, terutama generasi mudanya.
Maka, inilah yang sudah diupayakan Ristam. Berusaha peduli dengan mengumpulkan referensi sejarah terkait semua yang dibutuhkan. Contohnya, belum banyak yang tahu kalau usia Gorontalo sendiri sudah 348 tahun pada 2021, tapi mana data yang terbukukan? Tidak ada jejak sejarah sedikitpun yang bisa dilihat.
“Makanya sejak empat tahun menjadi Kepala Kantor PUSIRAYA, saya berusaha semaksimal mungkin mengumpul serta terus mengumpulkan dan kemudian menyatukan cukilan sejarah Gorontalo plus sejarah Limboto,” ungkap Rustam Tilome. Mantap!* jay (bersambung)