img 20240813 wa0005

CBN, JAKARTAProgram CSR dalam bentuk penyediaan gerobak kepada para pedagang asongan Ancol yang tergabung dalam Koperasi Sejahtera Makmur Mandiri ( SMM ) menuai Polemik berkepanjangan, pasalnya pihak pengelola Ancol memunculkan Marchendise sebagai suatu program yang mengatasnamakan CSR dan dianggap tidak manusiawi serta sangat merugikan para pedagang.

Hal ini disampaikan Kordinator Aksi Bela Pedagang Ancol, sekaligus pendiri Koperasi SMM serta Reseller, Suparno bahwa dengan adanya program Marchendise yang di buat Pengelola Ancol sangat merugikan para pedagang, apalagi dalam program tersebut terdapat program penyediaan fasilitas 1 gerobak buat 2 orang pedagang, kemudian pembagian hasil 70% disetor ke Pengelola Ancol, 30% untuk pedagang yang harus di bagi dua.

Dengan adanya program tersebut, Suparno mewakili para pedagang Menolak keras program tersebut, karena dianggap tidak manusiawi dan sangat merugikan para pedagang serta secara langsung akan mematikan Koperasi yang selama ini menjadi wadah para pedagang.
Penolakan Suparno ini didasari oleh beberapa alasan yaitu selain sudah mempunyai Koperasi, para pedagang juga merupakan pelaku UMKM Mandiri yang tidak bisa di INTIMIDASI oleh lembaga atau perusahaan apapun.
Selain itu Suparno juga menjelaskan terkait adanya Dugaan Intimidasi dan ancaman yang dilakukan oleh pihak pengelola Ancol, dimana para pedagang yang menolak bergabung dalam Marchendise gerobaknya di ambil/ diamankan petugas dan diancam akan dikeluarkan dari lokasi .

” Tadi malam saat sepi, gerobak kami di ambil petugas, serelah ditanya, kata petugas boleh diambil gerobaknya tapi harus menjadi anggota Marchendise atau di keluarkan dari lokasi dagang di ancol,” papar Suparno kepada wartawan, Senin, 12/08-2024.

Lanjut Suparno, ini bentuk Intimidasi dan ancaman yang dilakukan pengelola ancol kepada para pedagang, namun kami tidak akan mundur dalam hal kebenaran.

Suparno menduga program Marchendise yang dikemas dalam bentuk CSR ini kemungkinan ditunggangi oleh Oknum, dimana sangat jelas bahasa yang disampaikan kepada pedagang dalam bentuk Ancaman maupun Intimidasi ” BARANG SIAPA YANG MENOLAK PROGRAM ANCOL DAN MARCHENDISE AKAN DIPUTUSKAN USAHANYA ATAU TIDAK BOLEH LAGI BERDAGANG DI ANCOL, jelas sekali ini merupakan program tumpang tindih, keluhnya.
Sementara itu tanggapan pihak pengelola yang diwakili Eko Aryadi, Corcom Ancol saat dikonfirmasi lewat WA mengatakan bahwa pihak pengelola Ancol menganggap itu sebagai hal biasa dan bukan masalah karena pihak pengelola ancol melakukan Penataan Mitra Reseller.

Terkait adanya dugaan adanya program Marchendise akan merugikan pengusaha serta mematikan Koperasi para pedagang, Eko Aryadi menanggapi bahwa hal tersebut tidak benar, Ancol tidak berniat untuk menghilangkan reseller dari dalam kawasan Ancol. Sebaliknya, Ancol malah berniat untuk menata mitra reseller agar menjadi lebih baik dengan cara memberikan tempat dan gerobak niaga secara gratis, seperti yang sudah dijalankan sebelumnya.

Selain itu, Ancol juga memberikan modal dagang dalam bentuk barang yang dari setiap penjualannya, mitra reseller dapat mengambil keuntungan 100%.

Disamping itu, Ancol mendukung kegiatan-kegiatan pemberdayaan sosial salah satunya adalah program mitra reseller atau pedagang yang memang sebelumnya sudah menjalankan aktivitas berniaga di dalam kawasan wisata Ancol. Dengan program ini, kami ingin menata agar menjadi lebih baik, jelas Eko melalui pesan WA.

Adanya dugaan Intimidasi serta pengancaman yang dilakukan pihak pengelola Ancol serta perampasan gerobak para pedagang Ancol yang menolak atau tidak menerima program Marchendise pada tengah malam tanpa di ketahui pemilik, sama sekali tidak di jawab atau memberi alasannya, namun Corcom ancol Eko Ariayadi menyampaikan
sementara ini dulu ya pak, keterangan yang bisa saya sampaikan.

Harapan para pedagang yang tergabung dalam Reseller Koperasi Sejahtera Makmur Mandiri ( SMM ) berharap agar adanya campur tangan para pihak terkait agar dapat membantu penyelesaian masalah ini, karena para pedagang Ancol merasa tertindas serta tidak berdaya dalam menyikapi masalah ini.

” Kasian pa kami orang kecil, tidak sekolah, tidak ngerti apa – apa, kami cuma taunya dagang, cari Nafkah buat hidupi keluarga, jadi kami mohon agar masalah ini bisa ditanggapi para pihak,” ungkap Suparno mewakili ratusan pedagang Ancol.( Tim )

Share :